DECEMBER 9, 2022
Pemerintahan

Tradisi Merlawu di Situs Gandoang, Bupati Ciamis: Warisan Budaya Tak Benda yang Harus Dijaga Bersama

post-img

CIAMIS – Tradisi Merlawu kembali digelar dengan khidmat di Situs Gandoang, Desa Wanasigra, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jumat (12/09/2025). Ratusan warga dari berbagai kalangan hadir dengan penuh antusias, meskipun cuaca sempat diguyur hujan gerimis dan akses jalan aga licin.

Tradisi Merlawu telah lama menjadi kebiasaan masyarakat Desa Wanasigra. Prosesi ini rutin dilaksanakan setiap bulan Maulud sebagai bentuk doa bersama dan penghormatan kepada para leluhur yang berjasa bagi desa, khususnya Syekh Padamatan, tokoh sesepuh yang dimakamkan di Situs Kabuyutan Gandoang.

Kegiatan diawali dengan pembacaan doa dan tawasulan di area makam. Setelah itu, warga melaksanakan makan bersama dengan menu sederhana yang mereka bawa masing-masing dari rumah. Momen kebersamaan ini tidak hanya menjadi simbol kekompakan masyarakat, tetapi juga wujud rasa syukur atas nikmat Allah SWT, terutama setelah panen.

Bupati Ciamis, H. Herdiat Sunarya, hadir langsung bersama jajaran pemerintah daerah. Turut mendampingi dari Disbudpora Ciamis, dari Dinas Pariwisata Ciamis, serta unsur muspika Kecamatan Sindangkasih. Kehadiran Bupati dalam acara ini disambut hangat oleh masyarakat Wanasigra yang setiap tahun setia menjaga kelestarian Merlawu.

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan apresiasi tinggi atas semangat masyarakat Wanasigra yang terus melestarikan tradisi turun-temurun ini. Ia menegaskan bahwa Merlawu kini telah mendapatkan pengakuan formal dari pemerintah pusat.

“Merlawu merupakan budaya yang legal formalnya sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Ini menjadi kebanggaan bagi kita semua, khususnya warga Desa Wanasigra, Kecamatan Sindangkasih. Tradisi ini telah tercatat di Direktorat Jenderal Kebudayaan di Jakarta,” ucap Bupati Herdiat.

Lebih lanjut, Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala Desa Wanasigra beserta jajaran perangkat desa yang senantiasa menjaga dan merawat budaya leluhur sekaligus lingkungan desa.

“Alhamdulillah, saya hampir setiap tahun bisa hadir di sini, bersama-sama dengan masyarakat Wanasigra. Mari kita jaga tradisi ini sekaligus kita rawat lingkungan sekitar. Syukur alhamdulillah, kota kecil kita juga baru saja mendapat penghargaan sebagai kota terbersih di ASEAN. Prestasi ini tidak datang begitu saja, melainkan berkat kerja sama seluruh masyarakat Tatar Galuh Ciamis,” tuturnya.

Bupati juga menyinggung budaya kerja bakti yang telah menjadi kebiasaan warga Wanasigra, yang setiap sore melakukan kegiatan bersih-bersih dipimpin langsung oleh Kepala Desa. “Saya sangat mengapresiasi budaya gotong royong ini. Hatur nuhun ka sadayana,” tambahnya.

Selain memiliki nilai budaya, tradisi Merlawu juga sarat makna religius. Pelaksanaannya pada bulan Maulud menjadi momentum untuk mengingat kelahiran Nabi Muhammad SAW.

“Tradisi ini bukan hanya budaya, tapi juga sarana kita untuk meneladani Rasulullah SAW. Semoga dengan kegiatan ini, kita semua semakin meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Aamiin,” pungkas Bupati.

Dengan pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda, tradisi Merlawu kini tidak hanya milik masyarakat Wanasigra, tetapi juga menjadi aset budaya Jawa Barat bahkan nasional. Pemerintah Kabupaten Ciamis berharap kegiatan ini terus dipelihara dan diwariskan kepada generasi muda, agar identitas budaya daerah tetap lestari di tengah perkembangan zaman.

*PROKOPIM CIAMIS*

author-img_1

Sekretariat Daerah

Penulis

Sinergi Membangun Kemandirian Ekonomi, Sejahtera untuk Semua.

About Us

The argument in favor of using filler text goes something like this: If you use arey real content in the Consulting Process anytime you reachtent.

Cart